0
Gunung Merapi. ANTARA/Noveradika
Wisata-wisata yang tergolong ekstrim di Daerah Istimewa Yogyakarta mmasih menjadi salah satu yang diminati wisatawan. Namun, di saat musim hujan ini, perlu diwaspadai dan perlu kehati-hatian ekstra terhadap musim yang kadang ekstrim ini. Wisata ekstrim atau semmi ekstrim antara lain lava tour di lereng Merapi, wisata pantai dan wisata gua.

"Walaupun cuaca seperti ini (ekstrim) wisata ekstrim masih sangat diminati wisatawan asing maupun domestik," kata Deddy Pranowo Eryono, Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (12/1).

Wisata eksrim atau semi ekstrim antara lain wisata lahar bekas erupsi Merapi 2010. Karena di lereng gunung si Kabupaten Sleman, cuaca ekstrim sering melanda wilayah itu. Seperti hujan deras, angin kencang dan petir yang menyambar-nyambar.

Wisata gua yang banyak terdapat di Kabupaten Gunung Kidul juga lumayan ekstrim. Karena banyak goa yang terhubung atau ada sungai di dalamnya. Sehingga jika hujan turun mengguyur sekitar sungai, dipastikan air dalam gua juga penuh. Sebelum masuk gua juga harus diperhatikan cuacanya.

Wisata pantai, para wisatawan harus berhati-hati karena musim hujan ini juga sering terjadi badai tropis di Samudera Hindia. Akibatnya, angin kencang dan ombak tinggi terjadi hingga lebih dari dua meter.

Wisata dengan jip dan sepeda motor trail juga sepeda gunung juga perlu kewaspadaan. Selain jalanan yang licin berlumpur juga banyak hal yang berhubungan dengan musim hujan mengakibatkan jalan semakin ekstrim. "Hanya kami berharap pengelola wisata extrim tetap mengutamakan keselamatan wisatawan sesuai dengan prosedur operasional standar," kata Deddy.

Jaminan keamanan dan kenyamanan itu sangat dibutuhkan untuk menjaga citra wisata Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebab, daerah istimewa ini sebagai destinasi wisata yang banyak diminati dan harus dijaga keamanan dan kenyamanan wisatawan. "Jika memang cuaca tidak mendukung, bisa dihentikan sementara sambil menunggu cuaca yang bersahabat dan betul-betul aman," kata dia.

Kepala Seksi Data dan Informasi, Stasiun Geofisika, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta Toni Agus Wijaya menyatakan, pola angin di musim hujan kali ini sering berubah. Akibat badai tropis di Samudera Hindia utara Australia banyak terjadi tekanan angin rendah. "Tidak ada salahnya masyarakat perlu menambah kewasspadaan," kata dia.

Gangguan jangka pendek pada musim hujan ini mengakibatkan hujan sering sangat lebat hingga 100 mililiter per hari. Kecepatan angin mencapai 40 kilometer di laut dan 20 kilometer perjam di darat.

Musim hujan yang sering ada gangguan sesaat ini, kata dia akan berlangsung hingga Februari 2014 mendatang. Lambat laun, musim hujan akan menipis seiring berjalannya wakyu menuju musim kemarau.

Post a Comment

 
Top